SEJARAH & LATAR BELAKANG
Awal Kemerdekaan Indonesia
Memiliki harapan mewujudkan kecerdasan hidup anak-anak di Ambarawa sesuai dengan anugerah Tuhan, sekolah ini telah melewati rangkaian perjalanan yang panjang.
Jauh sebelum disebut sebagai “Lentera”, sekolah ini dikenal dengan nama Sekolah Kristen—yang berdiri pada 1 Agustus 1954. Saat itu pembelajaran berlangsung di kamar pribadi seorang saudari jemaat GKI Ambarawa, sampai akhirnya menempati tanah hibah beberapa tahun kemudian yang sampai sekarang menjadi lokasi Sekolah Kristen Lentera Ambarawa.
Yayasan Pengampu Sekolah dan Asrama Kristen
Pada tahun 1961, Sekolah Kristen ini diserahkan untuk dikelola oleh Yayasan Pengampu Sekolah dan Asrama Kristen (PSAK) Semarang. Sejak dikelola oleh PSAK, sekolah ini dikenal sebagai Sekolah Kristen Masehi yang menerima siswa-siswi dengan rentang umur yang tinggi serta latar belakang ekonomi menengah ke bawah.
Yayasan Lentera Edukasi
Latar belakang afiliasi sekolah dengan GKI Ambarawa mendorong jemaat GKI Ambarawa untuk mengelola kembali sekolah.Atas dasar tersebut, pada tahun 2007 terbentuklah Yayasan Lentera Edukasi yang berisikan anggota jemaat dan simpatisan GKI Ambarawa yang tergerak untuk melayani bidang pendidikan.
Di bawah pengelolaan yang baru, sekolah berganti nama menjadi Sekolah Kristen Lentera Ambarawa dengan penambahan unit Kelompok Bermain untuk anak-anak usia 3-4 tahun.
Yayasan Lentera Edukasi melakukan beragam upaya dalam meningkatkan kualitas sekolah. Pelatihan intensif untuk para guru diselenggarakan secara berkala agar dapat melaksanakan pembelajaran berbasis iman Kristen yang menyenangkan serta efektif.
Sekolah juga melakukan pembenahan administrasi dan operasional hingga akhirnya dapat menjadi sekolah dengan Akreditasi A. Fasilitas sekolah juga dibenahi lewat pembangunan gedung, instalasi Wi-Fi, serta komputer sesuai dengan zaman. Sebagai hasilnya, hasil belajar siswa setiap tahunnya terus meningkat dengan tambahan prestasi akademik dan non-akademik.
Koordinator Sekolah
Operasional sekolah dipimpin oleh seorang Koordinator Sekolah. Sejak pendiriannya, sekolah ini telah dipimpin oleh empat koordinator sekolah dengan fokus pengembangan yang berbeda-beda.
Pengembangan sekolah pada masa kepemimpinan Ratnajani berfokus pada pembangunan sistem sekolah, penegakan aturan sekolah, serta perbaikan fasilitas sekolah. Penerapan kebijakan lima hari sekolah, satu siswa satu komputer, serta pelaksanaan pengembangan kerohanian dibentuk selama masa kepempimpinan beliau.
Di fase kedua ini, kepemimpinan Lortha membawa budaya sekolah yang berorientasi pada keberlanjutan, memiliki kesadaran sosial yang tinggi, serta digerakkan oleh doa. Persekutuan Doa Ibu (Mom's in Prayer) dan Pokok Doa bulanan yang disebarkan kepada Jemaat GKI Ambarawa mulai dijalankan pada masa ini.
Di fase ketiga, teknologi menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh sebab itu, afiliasi dengan Google for Education, TeachCast with Oxford, serta kelas Robotika berlangsung sejak masa ini.
Di fase keempat, sekolah mengalami transisi yang hebat akibat pandemi Covid-19. Transisi sekolah menuju pembelajaran campuran dilakukan oleh sekolah dengan memanfaatkan fasilitas digital yang sudah ada. Dalam masa pandemi ini, sekolah berhasil mendapat kepercayaan sebagai Sekolah Penggerak di Kabupaten Semarang.